
Blog
Poin-poin Pemeriksaan Jokowi di Solo: Ijazah Kuliah UGM Disita Polisi

Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) diperiksa sebagai pelapor dalam kasus ijazah palsu di Polresta Solo, Rabu (23/7) kemarin.
Jokowi sedianya diperiksa oleh penyidik Subdit Kammeg Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada pekan lalu. Namun, pihak Jokowi meminta pemeriksaan ditunda.
Jokowi pun akhirnya diperiksa oleh penyidik dari Polda Metro Jaya di Polresta Solo. Jokowi dicecar 45 pertanyaan dalam pemeriksaan yang berlangsung sekitar tiga jam tersebut.
CNNIndonesia.com telah merangkum sejumlah poin terkait pemeriksaan tersebut sebagai berikut:
Ijazah SMA dan UGM disita
Kuasa hukum Jokowi, Yakup Hasibuan mengatakan ijazah SMA dan Sarjana Fakultas Kehutanan UGM kliennya disita untuk kepentingan penyidikan.
Diketahui, dalam pemeriksaan tersebut Jokowi memang membawa sejumlah dokumen ijazah dari SD hingga perguruan tinggi.
Yakup pun menyebut nantinya ijazah yang telah disita itu bakal ditunjukkan saat proses persidangan atas perkara tersebut.
“Ijazah aslinya SMA dan kuliah sudah disita kepolisian. ini sudah resmi disita dan sejalan dan konsisten bahwa nanti di persidangan akan ditunjukkan,” kata Yakup.
Penyitaan ijazah SMA dan UGM oleh kepolisian itu turut dibenarkan oleh Jokowi.
“Iya, juga sudah dilakukan tadi penyitaan ijazah asli S1 dan SMA,” ucap Jokowi.
Ditanya soal Dian Sandi dan Kasmujo
Jokowi mengungkapkan dari 45 pertanyaan yang diberikan, 35 di antaranya sudah pernah dijawab Jokowi saat pemeriksaan di Polda Metro Jaya beberapa waktu lalu. Sementara 10 pertanyaan lainnya adalah pertanyaan baru.
“Dan yang baru semuanya saya jawab sesuai dengan yang saya tahu, yang terjadi apa adanya,” ujarnya.
Jokowi juga membeberkan penyidik menanyakan tentang Dian Sandi Utama, kader PSI yang mengunggah foto ijazah Jokowi di media sosial.
Penyidik menanyakan apakah Jokowi meminta Dian Sandi untuk mengunggah gambar tersebut. Jokowi pertama kali bertemu saat Dian Sandi berkunjung ke kediamannya untuk meminta maaf karena telah mengunggah foto ijazahnya.
“Yang kedua, saya juga tidak memerintahkan untuk memposting ijazah itu di media sosial. Saya jawab apa adanya,” kata dia.
Selain soal Dian Sandi, Jokowi juga dikonfirmasi soal Kasmujo. Jokowi memastikan Kasmujo adalah dosen pembimbingnya saat menjalani studi di Fakultas Kehutanan UGM.
“Memang dosen pembimbing saya. Tapi untuk dosen pembimbing skripsi memang bukan Pak Kasmujo tapi Prof. Dr. Ir. Ahmad Sumitro. Ini untuk lebih perjelas saja,” tuturnya.
Ijazah teman SMA Jokowi disita
Selain ijazah milik Jokowi, Polda Metro Jaya turut menyita lima ijazah teman SMA Presiden ke-7 RI itu. Hal itu diungkapkan satu teman SMA Jokowi, Sigit Haryanto yang juga diperiksa di Polresta Solo pada Rabu kemarin.
Sigit menyebut lima ijazah tersebut milik teman seangkatan Jokowi saat sekolah di SMA Negeri 6 Surakarta. Mereka lulus bersama Jokowi pada tahun 1980.
“Ada lima ijazah sebagai bukti nanti uji forensik,” ucap dia.
Bantah sakit
Yakup selaku kuasa hukum Jokowi turut membantah kliennya tak memenuhi panggilan penyidik Polda Metro Jaya pada pekan lalu karena alasan kesehatan.
Yakup mengakui pihaknya memang meminta pemeriksaan Jokowi ditunda. Namun ia menyebut kliennya tidak bisa hadir pada pemeriksaan karena sebab lain.
“Kami meminta penundaan karena memang Pak Jokowi sudah ada kegiatan agenda yang tidak dapat ditinggalkan,” ujarnya.
Sindiran Roy Suryo Cs
Di sisi lain, kubu Roy Suryo cs mengkritik langkah Polda Metro Jaya memeriksa Jokowi di Polresta Solo. Kuasa hukum Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA), Ahmad Khozinudin menyebut kepolisian telah memberikan perlakuan spesial kepada Jokowi.
“Saat yang lain diperiksa di Polda Metro Jaya, Jokowi diberikan fasilitas diperiksa di Solo. Jadi, Jokowi seperti mendapatkan fasilitas spesial dari polisi,” kata Ahmad.
Ahmad pun menyinggung soal pernyataan Polda Metro Jaya saat Roy Suryo cs tak hadir memenuhi panggilan pemeriksaan.
“Saat Roy Suryo dan terlapor lainnya tidak menghadiri undangan klarifikasi, yang sifatnya tidak wajib, Humas Polda mem-framing tidak memenuhi panggilan dan mangkir. Giliran Jokowi tidak memenuhi panggilan polisi, tidak ada rilis dari humas Polda,” tutur dia.
“Jika sudah demikian, kami ragu ada keadilan dalam proses ini. Karena polisi, bertindak tidak imparsial. Tidak equal,” imbuhnya.
Dikutip dari : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250724074117-12-1254215/poin-poin-pemeriksaan-jokowi-di-solo-ijazah-kuliah-ugm-disita-polisi.