Ekonomi, Energi

Harga Minyak Anjlok Imbas Permintaan Minyak AS Diproyeksi Turun 2025

Harga minyak dunia pada perdagangan Rabu (15/1) anjlok. Pelemahan terjadi menyusul permintaan minyak Amerika Serikat (AS) diprediksi turun, sementara produksi meningkat tahun depan.
Mengutip Reuters, harga minyak berjangka Brent turun US$1,09 atau 1,35 persen menjadi US$79,92 per barel.

Pelemahan juga terjadi pada harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS sebesar US$1,32 atau 1,67 persen menjadi US$77,50 per barel.

Pada Selasa (14/1), Badan Informasi Energi (EIA) AS mengatakan permintaan minyak negara itu akan tetap stabil pada 20,5 juta barel per hari (bph) pada 2025 dan 2026. Selain itu, produksi minyak juga akan ditingkatkan menjadi 13,55 juta bph, meningkat dari sebelumnya sebesar 13,52 juta bph untuk tahun ini.

Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group, mengatakan pasar mengantisipasi prospek energi jangka pendek EIA untuk melihat apakah kenaikan pasokan yang diprediksi akan berbalik.

“Mereka menunggu untuk melihat apakah kelebihan pasokan yang diprediksi EIA sebelumnya masih dalam perkiraan,” kata Flynn.

Namun, penurunan harga minyak tidak terlalu dalam karena ditopang oleh sanksi baru AS terhadap ekspor minyak Rusia ke India dan China.

Analis ING memperkirakan sanksi baru tersebut berpotensi menghilangkan surplus 700 ribu bph yang telah diperkirakan untuk tahun ini, tetapi diramal dampak sebenarnya mungkin lebih rendah.

“Penurunan arus sebenarnya kemungkinan akan lebih sedikit, karena Rusia dan pembeli menemukan cara untuk menghindari sanksi ini,” kata mereka dalam sebuah catatan.

Ketidakpastian tentang permintaan dari pembeli utama China dapat mengurangi dampak dari pasokan yang lebih ketat.

Impor minyak mentah China turun pada 2024 untuk pertama kalinya dalam dua dekade, kondisi baru di luar pandemi covid-19.

Dikutip dari : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20250115094745-85-1187317/harga-minyak-anjlok-imbas-permintaan-minyak-as-diproyeksi-turun-2025.

Tinggalkan Balasan